Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat memberikan dampak cukup besar di beberapa titik.
Salah satu wilayah dengan dampak terparah adalah Kecamatan Talamau. Kabupaten ini mengalami kerusakan cukup parah dan mengakibatkan hampir seluruh masyarakat mengungsi dari kediaman masing-masing sejak gempa terjadi.
Merespons peristiwa itu, tim Siaga Tanggap Bencana (SIGAB) Baitul Maal Pupuk Kujang (BMPK) melakukan asesmen di salah satu posko pengungsian yang didirikan oleh warga di Kebun Kepala Sawit, Kampung Dalam, Nagari Kajai, Sabtu (05/03/2022).
Relawan SIGAB BMPK mengatakan, asesmen yang dilakukan mendapati para pengungsi merupakan penyintas dari kalangan lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
Dalam kondisi hujan yang sangat lebat, kebutuhan mendesak para penyintas saat ini berupa paket sembako, selimut, makanan bayi, terpal tenda, dan penerangan,”
Menurut data yang berhasil dihimpun tim SIGAB BMPK di lapangan, terdapat 100 KK atau sekitar 500 jiwa penyintas yang berada di poko pengungsian kebun kelapa sawit.
Akibatnya kejadian tersebut, sebanyak 11 jiwa meninggal dunia. Di samping itu, data sementara yang berhasil dihimpun meliputi korban luka berat 42 orang, luka ringan 346, hilang 4 orang dan warga yang mengungsi kurang lebih mencapai 13 ribu jiwa. Gempa itu juga mengakibatkan 103 unit rumah rusak berat, 5 unit rumah rusak ringan, kurang lebih 1.307 unit rumah rusak ringan.
Tim SIGAB BMPK bergerak dengan beragam upaya, seperti mengikuti laporan di Posko Induk Kabupaten Pasaman Barat, asesmen di wilayah Kecamatan Talamau, menyalurkan beras dan sembako bagi warga terdampak di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, hingga melakukan evaluasi dan koordinasi di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
