Program Santunan Mualaf

Program Santunan Mualaf

“Saya sebenarnya berat hati dan malu untuk meminta-minta ke orang lain dan juga lembaga ini, tapi kondisi saya saat ini yang terdesak dan sangat membutuhkan, karna anak saya belum makan hampir 2 hari. In Sya Allah saya berusaha memperbaiki diri setalah dari sini agar tidak meminta bantuan lagi.” ungkap Ahmad Taufik saat mengunjungi kantor pelayanan Baitul Maal Pupuk Kujang pada Senin (22/2) lalu.

Sudah 4 tahun ini, Ahmad Taufik (35) memilih jalan menjadi seorang mualaf. Meskipun hidup dalam keterbatasan dan himpitan ekonomi, terlebih dihujat, dibenci bahkan diusir keluarganya sendiri. Ia tetap teguh dan istiqomah memilih Islam sebagai agamanya. Kegiatan sehari-harinya, Beni bekerja sebagai buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidupnya sendiri. Namun penghasilan yang didapat harus terhenti dengan kondisi pandemi saat ini.

Bahkan yang lebih memprihatinkan, duda dan anaknya yang tinggal di gang parame Jalan Sentul, desa Cikampek Sel., Kec. Cikampek, Kabupaten Karawang itu, sempat menahan lapar hampir 2 hari. Lantaran tidak punya uang untuk membeli sembako. Profesi sebagai buruh bangunan terhenti semenjak pandemi dan tidak ada panggulan kerja lagi.

“Alhamdulillah sangat senang, baru pertama kali dikasih bantuan seperti ini. Mohon maaf dan terima kasih banyak kepada Baitul Maal Pupuk Kujang. Saya sudah bingung mau gimana lagi tuturnya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *